MASYARAKAT INTERNASIONAL DALAM PERKEMBANGAN TEORI HUBUNGAN
INTERNASIONAL
Usai perdebatan panjang neorealisme dan neoliberalisme, banyak
pakar hubungan internasional yang mencoba memberikan kritik kepada dua teori
besar hubungan internasional sebelumnya. sebuah teori muncul dan menjadi center
of point para pakar hubungan internasional terutama—yang pada
awalnya—muncul di Inggris. Teori ini sering disebut dengan Masyarakat
Internasional (International Society). Selain istilahInternational
Society, teori ini juga terkenal dengan sebutan English School
Theory karena kemunculan gagasan teori ini bermula di Inggris tepatnya
di Departemen Hubungan Internasional, London School of Economics (LSE).
Pencetus istilah English School adalah Roy E. Jones dari
Wales.
Sejarah kemunculan teori ini bermula dari gagasan Charles A.
Manning dari Departemen Hubungan Internasional LSE. Kemudian beberapa pakar
mulai berinisiatif untuk mendirikan sebuah forum diskusi yang disebut British
Committee of International School yang diprakarsai oleh Herbert
Butterfield—seorang pakar sejarah dari Cambridge University. Dalam perkembangan
konseptualisasi English School Theory, muncul pula tokoh-tokoh lain
seperti Martin Wight dan Hedley Bull. Bull menekankan pada dua nilai paling
fundamental: ketertiban internasional dan keadilan internasional (Jackson &
Sorensen, 1999), sedangkan fokus Wight mengacu pada tiga konsep yang
mengkontruksi gagasan English School Theory: realisme,
rasionalisme, dan revolusionisme. British Committee of International
School mengadakan pertemuan dan diskusi rutin antara pakar-pakar
hubungan internasional di Inggris terutama dari tiga universitas utama; London
School of Economics, Cambridge University, dan Oxford University. Dari tercetusnya British
Committee of International School inilah pada akhirnya teori
Masyarakat Internasional mendapat sebutan baru yaitu British
Institutionalismkarena segala gagasan yang dilahirkan dari forum diskusi
tersebut.
Secara global fokus English School Theory adalah
isu-isu internasional masyarakat internasional. Teori ini menyatakan bahwa
negarawan merupakan aktor sentral yang bertanggungjawab atas penentuan
kebijakan luar negeri. Ia menolak gagasan tentang realisme yang bersifat
egosentris yang menyatakan bahwa national interest merupakan
tujuan utama dan komsep world chaos serta menolak pandangan
kaum liberalis yang optimistis dan utopis memandang hubungan internasional
sebagai keadaan yang kondusif dengan kerjasama yang saling memberikan manfaat.
Alih-alih tidak menentukan kejelasan antara memilih gagasan liberalis dan
realis, English School Theory memilih “jalan tengah” di antara
dua teori tersebut namun menempatkan dan membangun gagasannya di tempat
tersendiri. English School Theory—sebagaimana dijelaskan oleh
Martin Wight—dibangun dalam tiga fondasi dasar yaitu realisme, rasionalisme,
dan revolusionisme. Dari sudut pandang realisme, hubungan internasional
merupakan hubungan instrumental dimana kepentingan masing-masing negara menjadi
prioritas utama. Dari kacamata rasionalisme hubungan internasional dipandang
sebagai aktivitas aturan-perintah berdasarkan kekuatan berdaulat yang saling
mendapatkan pengakuan. Terakhir dari konsep revolusionisme menyatakan bahwa
hubungan internasional tidak sekadar bentuk masyarakat negara namun secara
esensial merupakan bentuk komunitas manusia.
Tesis-tesis English School Theory dan
perkembangannya adalah hal yang juga perlu diperhatikan. Tim Dunne menjelaskan
sejarah English School Theory dibagi menjadi dua fase; classical
theory berkembang di era 1950-1980-an dimana gagasan-gagasan tentang
masyarakat internasional dicetuskan oleh para pakar berkebangsaan Inggris atau
pertama kali digagas di Inggris. Fase kedua adalah post-classical
theory, berkembang pada 1990 hingga saat ini dan konseptualisasi tidak
hanya dilakukan oleh pakar berkebangsaan Inggris ataupun bertempatkan di
Inggris saja.
Berbeda dengan Tim Dunne, Barry Buzan membagi fase perkembanganEnglish
School Theory menjadi empat fase. Pertama era tahun 1959-1966 yang
menandai terlembaganya forum diskusi tentang masyarakat internasional dan diplomatic
investigation. 1966-1977 dijelaskan Buzan sebagai fase konsolidasi yang
menyatakan bahwa English School Theorymemiliki cara berpikir sangat
kuat dengan munculnya pakar baru yaitu Hedley Bull. Bull di era ini berjasa
dalam menduniakan perspektif English School. Era tahun
1977-1992 English School Theory secara resmi dimasukkan dalam
kajian teori hubungan internasional setelah sekian lama hanya menjadi diskusi
lepas antar para pakar. Hal ini menyebabkan Hubungan Internasional terutama
dalam kajian Teori Hubungan Internasional identik dengan English School
Theory. Periodesasi Buzan yang yang terakhir, era 1992 hingga sekarang
menjelaskan bahwa perkembangan English School Theory sudah
tidak terkoneksi dengan institusi-institusi Inggris.
Periodesasi Czaputoniez kurang lebih sama seperti yang dibentuk
Dunne dan Buzan, perkembangannya mencakup kelahiran konsep internasional
sebagai instrumen memahami konseep English School Theory,
kemunculan konsep western international society yang
menguatkan diri dan mendominasi cara berpikir English School Theory,
terjadinya regenerasi konseptualisasi English School Theory dengan
adanya penguatan identitas teori ini di institusi-institusi di luar Inggris,
dan terakhir ekspansi English School Theory dengan indikasi
masyarakat yang mampu mengontraskan teori ini dengan perspektif lain yang
berkembang.
REFERENSI
Jackson, Robert & Georg Sorensen. 1999. Introduction to
International Relations. New York: Oxford University Press Inc.
Materi kuliah Politik Global SJ B5 Bp. Nur Samsudin IAIN
WALISONGO SEMARANG
0 komentar:
Posting Komentar