PELAJARAN TENTANG KEMATIAN DAN
MAKNANYA BAGI KITA
Berbicara tentang kematian dengan seseorang yang baru saja
mengalaminya membuat kita memikirkan kembali makna kehidupan. Saya baru saja
ditinggal wafat oleh Guru saya Bapak Herdian Widyo Susilo karena kecelakaan di
setasiun semut kendal. Menurut penuturan orang terdekat beliau tidak ada
tanda-tanda, tidak ada hal yang istimewa, tidak ada hal yang aneh....hanya
sebuah hari yang biasa di lalui. Itulah malaikat kematian, datang tak diundang,
pulang tak diantar. Membawa kepedihan, pertanyaan, dan sekaligus makna
kehidupan yang dalam. Pendeknya, kematian menghentikan waktu dan memaksa kita
memikirkan kembali hari-hari kita.
RENCANA TUHAN TIDAK DAPAT DIPAHAMI
Ditinggal mati oleh seseorang yang kita cintai sangat
menyakitkan. Namun faktanya adalah semua orang pasti mati, hanya masalah waktu
saja. Dan tidak ada yang bisa meramalkan kapan malaikat kematian menjemput diri
kita. Reaksi yang biasanya muncul dalam diri seseorang yang ditinggal mati
adalah menyalahkan diri sendiri. Mengapa saya kurang sabar, mengapa saya tidak
berusaha lebih keras lagi, mengapa saya tidak menyediakan waktu lebih banyak
lagi, dan mengapa.... mengapa lainnya.
Setelah menyalahkan diri sendiri,
langkah berikutnya adalah menyalahkan TUHAN. Mengapa Tuhan yang katanya begitu
baik membiarkan hal buruk ini terjadi? Mengapa Tuhan mengambil orang yang kita
sayangi ? Benarkah Tuhan itu baik ? Benarkah Tuhan mengasihi saya ? Mengapa
penderitaan ini tak kunjung berakhir ? Di mana Tuhan ? Apakah Tuhan itu
benar-benar ada ? Jika Dia memang maha kuasa, mengapa tidak mencegahnya ?
Mengapa Tuhan tidak memberikan saya tanda yang jelas supaya saya dapat mencegah
kematian orang yang saya sayangi ? Semua pertanyaan itu pasti berkecamuk dalam
sanubari kita. Siapapun tidak akan bisa menjawab pertanyaan ini.
Namun yang pasti seperti dalam
Firman ALLOH dalma surat Ali Imron Ayat 185. Yang berarti “Tiap-tiap jiwa
akan merasakan kematian dan sesungguhnya pada hari kiamatlah akan disempurnakan
pahalamu, barangsiapa yang dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga,
maka sungguh ia telah beruntung dan kehidupan dunia hanyalah kehidupan yang
memperdayakan.” (QS. Ali-Imran: 185)
Ayat
di atas adalah merupakan ayat yang agung yang apabila dibaca mata menjadi
berkaca-kaca. Apabila didengar oleh hati maka ia menjadi gemetar. Dan apabila
didengar oleh seseorang yang lalai maka akan membuat ia ingat bahwa dirinya
pasti akan menemui kematian. Memang perjalanan menuju akhirat merupakan suatu
perjalanan yang panjang. Suatu perjalanan yang banyak aral dan cobaan, yang
dalam menempuhnya kita memerlukan perjuangan dan pengorbanan yang tidak
sedikit. Yaitu suatu perjalanan yang menentukan apakah kita termasuk penduduk
surga atau neraka.
Perjalanan itu adalah kematian yang
akan menjemput kita, yang kemudian dilanjutkan dengan pertemuan kita dengan
alam akhirat. Karena keagungan perjalanan ini, Rasulullah telah bersabda: “Andai
saja engkau mengetahui apa yang aku ketahui, niscaya engkau akan sedikit
tertawa dan banyak menangis.” (Mutafaq ‘Alaih) Maksud dari hadist tadi
ialah apabila kita tahu hakekat kematian dan keadaan alam akhirat serta
kejadian-kejadian di dalamnya niscaya kita akan ingat bahwa setelah kehidupan
ini akan ada kehidupan lain yang lebih abadi.
Maka
dari itu marilah kita siapkan bekal sebanyak-banyaknya untuk menyempurnakan
perjalanan itu, yaitu dengan melakukan ketaatan-ketaatan kepada Allah Ta’ala.
Dan marilah kita perbanyak taubat dari segala dosa-dosa yang telah kita
lakukan. Seorang penyair berkata: “Lakukanlah bagimu taubat yang penuh
pengharapan. Sebelum kematian dan sebelum dikuncinya lisan. Cepatlah bertaubat
sebelum jiwa ditutup. Taubat itu sempurna bagi pelaku kebajikan.”
SEMOGA
ALLOH MENERIMA SEGALA PAHALA BP. HERDIAN WIDYO SUSILO, MENGAMPUNI SEGALA
KULUPUTANNYA, SERTA DI PARINGI NIKMAT KUBUR, NIKMAT KUBUR, NIKMAT KUBUR, DAN
AKAN BEKUMPUL DENGAN UMAT NABI MUHAMMAD SAW KELAK DI SURGANYA ALLOH SWT. AMIN,
AMIN, AMIN YAA ROBBAL ALAMIN.
AL-FATIHAH.
0 komentar:
Posting Komentar